Mahasiswa KKN Unasman Gelar Seminar Stop Kekerasan Seksual dan Bullying di SMP Negeri Luyo
![]() |
Pose bersama beberapa peserta seminar |
andankji.com ~ Polman. Pada Selasa, 4 Januari 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Al Asyariah Mandar (Unasman) menyelenggarakan seminar bertema "Stop Kekerasan Seksual dan Bullying" di SMP Negeri Luyo. Acara ini dibuka langsung oleh kepala sekolah dan dihadiri oleh 21 siswa, mayoritas dari kelas 8, bertempat di ruang laboratorium sekolah. Seminar bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, memberikan edukasi, serta mencegah terjadinya kekerasan seksual dan bullying di lingkungan sekolah.
Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Unasman, Nur Fitrah, S.H., M.H., yang hadir sebagai narasumber, memaparkan bahwa terdapat 21 jenis kekerasan seksual berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud RI).
Untuk mencegah hal tersebut, Fitrah menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman, memberikan pendidikan terkait kekerasan seksual, meningkatkan keamanan di lembaga pendidikan, menyeleksi tenaga pendidik dengan ketat, serta memberikan sanksi tegas bagi pelaku pelecehan seksual.
Sementara itu, Dosen Ilmu Komunikasi Unasman, Masyhadiah, S.I.Kom., M.I.Kom., menyoroti bahwa kekerasan seksual dan bullying merupakan masalah serius yang dapat berdampak buruk tidak hanya bagi korban, tetapi juga masyarakat dan pelaku.
![]() |
Pose bersama mahasiswa KKN |
Menurutnya, komunikasi menjadi kunci utama dalam mencegah kedua tindakan tersebut. Dengan komunikasi yang baik, individu dapat memahami bagaimana pesan disampaikan dan diterima, bagaimana pengaruhnya terhadap sikap serta tindakan, serta bagaimana komunikasi dapat mengurangi konflik dan menciptakan lingkungan yang saling menghormati.
Masyhadiah juga menegaskan bahwa dalam upaya pencegahan, penting untuk membangun komunikasi yang positif dan konstruktif, serta menghindari pola komunikasi yang tidak sehat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain: menumbuhkan empati dan menghargai perbedaan, menolak segala bentuk kekerasan, memberikan dukungan kepada korban, membentuk kelompok yang positif, serta menjaga komunikasi yang baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Selain itu, ia mengingatkan pentingnya kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial, seperti tidak membagikan informasi pribadi yang dapat disalahgunakan, menghindari penyebaran rumor atau gosip, tidak menyakiti orang lain melalui internet, serta melaporkan konten yang tidak pantas atau melecehkan.
Seminar ini mendapatkan respons positif dari para siswa yang tampak antusias mengikuti materi yang disampaikan. Mereka mampu menjawab pertanyaan seputar kekerasan seksual dan bullying, serta memahami cara pencegahan dan penanganannya. Bahkan, setelah mendapatkan edukasi, beberapa siswa mulai berani berbagi pengalaman pribadi terkait kasus-kasus tersebut, yang sebelumnya enggan mereka ungkapkan.
![]() |
Peserta antusias mengikuti seminar |
Dila Gabriela, selaku koordinator kegiatan, menyampaikan bahwa seminar ini menjadi sarana edukasi bagi siswa dalam memahami kekerasan seksual dan bullying, serta memberikan contoh-contoh nyata agar mereka lebih waspada.
Menutup acara, Dila menekankan pentingnya tidak menormalisasi kekerasan seksual dan bullying, serta mendorong para siswa untuk berani bersuara dan menolak segala bentuk kekerasan. "Jangan takut berbicara, lawan kekerasan seksual dan bullying!" tegas Dila, mahasiswa semester 6 Ilmu Pemerintahan.
Komentar