Postingan

kamar untukmu

Gambar
kedip kecil kemuning (hamdan) setiap kali datang engkau hanya duduk di serembi bercerita seadanya tentang warna lalu pergi lagi secepat waktu alisa kekasihku … bahkan engkau belum mengerti aku sejak lama menutup pintu dan jendela tetapi selalu membukanya untukmu engkau jangan keliru sayang … kunci ini memang untuk menutup tapi juga untuk membukanya keksaihku alisa … serambi itu kusiapkan bagi tetamu dalam rumah kubuat kamar untukmu sejak lama ruang itu dihuni rindu di rumah hatiku … engkau tak pernah menjadi tamu makassar, 03 maret 2011

ditinggalkan

Gambar
cerpen kedip kecil kemuning (hamdan) Perlahan matahari melompati ranting demi ranting menuju pucuk terendah. Melewati gedung-gedung dan rumah berjejeran, yang dikonstruksi megah sedemikian rupa dengan gaya-gaya sensual personal seolah menegaskan kepada matahari bila para penghuni hanya membutuhkan terang, tidak pada panasnya yang menyengat. Alisa menyelesaikan tegukan ketiga dari teh yang dipesannya. Sebuah kafe dengan konsep natural; rimbun pohanan, sejuk, terang selama 24 jam, hingga pengunjung tak lagi merasakan siang atau malam, terik, mendung atau hujan. Matahari, bintang dan bulan tidak lagi menjadi penanda waktu bagi ruang kafe. “Mengapa kau menceritakan kisah itu padaku Alisa?” “Aku baru mengarang cerita itu. Aku selalu menceritakannya kepada orang lain agar tidak terlupa”. Zen belum yakin dengan alasan sesederhana itu. Ia yakin bahwa alasan yang kuat dan tepat selalu mengandung urgensitas serta signifikansi yang lebih dari sekedar takut lupa. Karenanya...

dari langit

Gambar
cerpen hamdan Hampir setiap orang merasa heran dan curiga karena Khumi baru muncul setelah cukup lama menghilang di tengah rutinitas sosial kampong halamannya. Kota yang lebih sibuk dari angin atau malaikat. Entah apa yang mendorongnya untuk kembali, yang pasti bukan karena rindu atau cinta. Warga yang mengenalnya hanya biasa saja setiap bertemu dan menyapanya, meski rasa curiga dan heran tak bias mereka sembunyikan. Belum ada yang berani menanyakan langsung pada Khumi. Bahkan mereka yang dulu baik dan dekat dengannya, kini hanya berlalu bagai petir, menyapa dengan sambaran mendebarkan. Tentu saja Khumi segera membaca doa melihat petir untuk meminta perlindungan Tuhan. Khumi menjadi musafir di kampungnya sendiri. Keluarga yang dulu membesarkannya, seperti juga keluarga lain di kota itu, telah berubah menjadi tidak lebih dari sekedar lembaga perkembang-biakan atau lembaga sex legal. Saudara hanya menjadi dirinya sendiri kecuali untuk kepentingan tertentu. Orang-orang tua pada takut ...

“ALQURAN: RELASI IMAJINASI, SIMBOL, DAN REALITAS” (Sebuah Pengantar Diskusi)

Gambar
untuk kegiatan TADARRUS SASTRA UKM Seni Budaya eSA dilaksanakan pada 16 Agustus 2011 di Gedung D Kampus I UIN Alauddin. Ba'da Tarwih hingga Sahur Narasumber Insya Allah: ( M. Alwi Rachman, Mohd. Sabri AR, Asdar Muis) Oleh: Kedip Kecil Kemuning (Hamdan) Tema ini tidak bermaksud mengajak anda untuk mengatakan bahwa Alquran adalah sebuah kitab sastra, karena memang Alquran memang bukan kitab sastra melainkan kitab bacaan yang jauh melampaui kualita-kualita kitab sastra. Alquran merupakan serangkaian pesan (message) yang memiliki keragaman fungsi yang salah satunya sebagai petunjuk (hudan) untuk kehidupan dunia dan akhirat. Masalah penyampaian pesan bukanlah hal yang mudah semudah jatuhnya benda dari atas ke bawah. Sebuah pesan harus memiliki penyampai pesan (messenger) yang memahami totalitas pesan, dan karenanya sebuah pesan harus memiliki media penyampai pesan (bahasa, symbol, tanda, dll) untuk dapat dipahami. Selanjutnya penyampai pesan dalam melanjutkan pesan setidak...

biarlah membayang

Gambar
puisi hamdan memandangmu tak kumengerti wajah indah semakin tak mampu kujelas meski setiap waktu penuh ruangku di cela bukit dingin hari aku coba mengerti kabut selimut membungkus lembar-lembar daunan pinus basah bagai helai rambutmu gurai rambutmu hijau pinus tenang lambainya membisik belai pada kuntum tak pudar indah merah jingganya meski benam dalam samar putih kabut yang turun berlari satu siang satu malam ku hanya mengerti kuntum itu wajahmu semakin indahnya kubiarkan membayang sayang malino, 2 mei 2010

nama dan arti bulan dalam tahun hijriyah

Gambar
Kalender Islam menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya, berbeda dengan kalender biasa (kalender Masehi) yang menggunakan peredaran matahari. Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada jaman Khalifah Umar bin Khatab, yang menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah. Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29 - 30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman Allah Subhana Wata'ala: ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS : At Taubah(9):36). Sebelumnya, orang arab pra-kerasulan Rasulullah Muhammad SAW telah ...

temanku, kau

Gambar
puisi hamdan temanku malam... temanku sunyi... temanku nyanyi... temanku rindu... malam tak pernah sunyi hanya kita yang henti bernyanyi sunyi tak pernah seram hati kita yang selalu kelam rindu tak pernah sakit hanya jiwa dimanja jerit temanku rindu... temanku nyanyi... temanku sunyi... temanku malam... rinduku padamu pilu meradang dalam cakrawala tak terpandang nyanyikan bait-bait sepi sunyi sepiku karnamu menyobek sobek bunyi berserakan di hampar padang suci serakan sepi sunyi dan bunyi tertiup dingin angin melayang terbang ooh... aku telah sampai ke sukmamu, sayang makassar, 28 oktober 2011