Postingan

metafisika cahaya "suhrawardi"

Gambar
oleh: DR. Mohd. Sabri AR Pendahuluan Satu kenyataan yang tak dapat dipungkiri bahwa di dalam tradisi filsafat Islam pengaruh filsafat Yunani cukup kuat. Tetapi hal ini tidak dengan sendirinya berarti jika semua pandangan filsuf Muslim selalu dicoraki filsafat Yunani. Ini dapat terlihat, pada awal kemunculan filsafat Islam, "aroma" teologi justru sangat menonjol. Al-Kindi umpamanya—sebagai filsuf Muslim pertama—lebih tampak sebagai filsuf yang punya kecenderungan teologis. Setidaknya, ia berdiri di tapal batas antara filsafat dan teologi. Perhatian al-Kindi terhadap teologi dimungkinkan sebagai upaya membendung arus pemikiran filosofis yang abstrak terhadap kepercayaan agama atau penundukan iman terhadap akal. Kasus seperti ini jelas sangat sulit dihindari oleh filsafat Islam. Karena itu, tidak mengherankan jika corak "teologis" tampak sangat kental di masa perkembangannya yang paling dini. Sementara itu kehidupan intelektual Islam dan Kristen—dua peradaban ber...

rumah santri 1

Gambar
puisi hamdan di hadapan samudera itu mereka menanam kayu-kayu lalu tinggal di dalamnya di hadapan samudera itu sambil menyelup matahari mereka senandungkan tembang ilahi bersama seribu kunang-kunang di hadapan samudera itu mereka menanam harapan dan cinta dalam-dalam memendam rindu menapaki jejak-jejak tuhan di hadapan itu disaksikan para malaikat jum'at aku menitip seribu telapakku diatas hampar pasir kesucian meski takkan lama segera lenyap di hadapan itu aku menghadapmu pulau sabutung, 25 mei 2000

rumah santri 2

Gambar
puisi hamdan sambil menelan kata dan makna dalam bayangan malam pesisir anak-anak itu menanam tiga puluh tiga butir kesucian tiga puluh tiga butir kesyukuran tiga puluh tiga butir keagungan sembilan puluh sembilan kemuliaan kini seluruhnya tumbuh subur menjadi ranting pucuk dan dedaun serta seratus kembang di setiap pohon dengan aroma yang menggoda setiap hembus angin kepiluan dan gelombang nestapa sejarah detak-detak waktu dan jantung menjadi butiran tasbih tak berujung aku lihat dikala menyapa senja matahari pun menyimpan janji untuk memberi pagi, selamanya bagi taman tasyahud itu pulau sabutung 25 mei 2000

professor dan si gila

Gambar
Suatu hari seorang professor ternama sebuah kota, sedang mengendarai sendiri mobilnya. Tepat di depan area Rumah Sakit Jiwa, tiba-tiba ban kiri belakang lepas, dan dengan lincah sang professor mengendalikannya lalu berhenti. Seorang gila sedang berdiri menyaksikannya dari balik sebelah dalam pagar. Professor segera turun mengambil ban mobilnya yang lepas, lalu mencari baut-bautnya. Lama ia mencari tetapi tak satu pun yang tampak. Ia dapat memastikan bila baut-baut itu menggelinding dan jatuh ke dalam selokan pinggir jalan. Sayangnya selokan saat itu sedang berair, busuk dan keruh. professor berpikir bagaimana mendapatkan baut dalam selokan, lama..., tetapi belum juga ia mendapat ide. Cukup lama ia menatap sedih air selokan yang menyembunyikan bautnya itu. Setelah sekian lama menunggu, orang gila yang menyaksikannya sejak tadi, kini mulai bereaksi. "Hei, anda professor yang terkenal itu kan?" "Ya.. kenapa?" Dalam hati professor bangga karena ia ...

nasib dan asumsi

Gambar
“Apa artinya nasib, Mullah?” seseorang bertanya pada Hoja. “Asumsi-asumsi", jawab Hoja. “Bagaimana?” “Begini. Engkau menganggap bahwa segalanya akan berjalan baik, tetapi kenyataannya tidak begitu. Nah itu yang disebut nasib buruk. Atau, engkau punya asumsi bahwa hal-hal tertentu akan menjadi buruk, tetapi nyatanya tidak terjadi. Itu nasib baik namanya. Engkau punya asumsi bahwa sesuatu akan terjadi atau tidak terjadi, kemudian engkau kehilangan intuisi atas apa yang akan terjadi, dan akhirnya berasumsi bahwa masa depan tidak dapat ditebak. Ketika engkau terperangkap di dalamnya, maka engkau namakan itu nasib.”

mimpi suci

Gambar
Hoja sedang dalam perjalanan dengan pastur dan yogi. Pada hari kesekian, bekal mereka tinggal sepotong kecil roti. Masing-masing merasa berhak memakan roti itu. Setelah debat seru, akhirnya mereka bersepakat memberikan roti itu kepada yang malam itu memperoleh mimpi paling relijius. Tidurlah mereka. Pagi harinya, saat bangun, pastur bercerita: “Aku bermimpi melihat kristus membuat tanda salib. Itu adalah tanda yang istimewa sekali.” Yogi menukas, “Itu memang istimewa. Tapi aku bermimpi melakukan perjalanan ke nirwana, dan menemui tempat paling damai.” Hoja berkata, “Aku bermimpi sedang kelaparan di tengah gurun, dan tampak bayangan nabi Khidir bersabda ‘Kalau engkau lapar, makanlah roti itu.’ Jadi aku langsung bangun dan memakan roti saat itu juga.”

menjemur baju

Hoja sedang mengembara cukup jauh ketika ia sampai di sebuah kampung yang sangat kekurangan air. Menyambut Hoja, beberapa penduduk mengeluh, “Sudah enam bulan tidak turun hujan di tempat ini, ya Mullah. Tanaman-tanaman mati. Air persediaan kami tinggal beberapa kantong lagi. Tolonglah kami. Berdoalah meminta hujan.” Hoja mau menolong mereka. Tetapi ia minta dulu seember air. Maka datanglah setiap kepala keluarga membawa air terakhir yang mereka miliki. Total terkumpul hanya setengah ember air. Hoja melepas pakaiannya yang kotor, dan dengan air itu, ia mulai mencucinya. Penduduk kampung terkejut, “Mullah! Itu air terakhir kami untuk minum anak-anak kami!” Di tengah kegaduhan, dengan tenang Hija mengangkat bajunya, dan menjemurnya. Pada saat itu, terdengar guntur dahsyat, yang disusul hujan lebat. Penduduk lupa akan marahnya, dan mereka berteriak gembira menyambut hujan. “Bajuku hanya satu ini,” kata Hoja di tengah hujan dan teriakan penduduk, “Bila aku menjemurnya, pasti hujan tur...