Postingan

kisah seorang anak

Gambar
Suatu ketika seorang anak yang berwatak buruk, diberikan sekantung (kantungan plastik) penuh paku oleh ayahnya. Ia diminta oleh ayahnya untuk memakukan sebiji paku pada satu tiang pagar di halaman setiap kali ia tidak mampu bersabar atau menahan diri dan membuatnya bermasalah dengan orang lain. Hari pertama ia memaku 37 tiang pagar. Minggu-minggu pertama ia berlatih agar lebih mampu menahan diri, dan minggu-minggu berikutnya jumlah paku yang ia pakai makin sedikit. Ia mendapatkan dirinya bahwa lebih gampang menahan diri dari pada memaku pagar. Lalu tibalah saatnya bahwa ia tidak perlu lagi memaku satupun pagar dan dengan sangat gembira segera ia laporkan hal itu pada ayahnya. Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebiji paku setiap hari setiap kali ia mampu manahan diri atau bersabar. Hari-hari berlalu, dan tiba juga saatnya ia dapat dengan bahagia melaporkan pada ayahnya bahwa semua paku telah tercabut. Sang ayah membawa si anak ke pagar dan berkata; “nak, kau...

salah paham

Gambar
Di sebuah dusun tinggallah keluarga petani yang memiliki seorang anak masih bayi. Keluarga itu memelihara seekor anjing yang dipelihara sejak masih kecil. Anjing itu pandai, setia, dan rajin membantu si petani. Dia bisa menjaga rumah bila majikannya pergi, mengusir burung-burung di sawah dan menangkap tikus yang berkeliaran di sekitar rumah mereka. Si petani dan istrinya sangat menyayangi anjing tersebut. Suatu hari, si petani harus menjual hasil panennya ke kota. Karena beban berat yang harus di bawanya, dia meminta istrinya ikut serta untuk membantu, agar secepatnya menyelesaikan penjualan dan sesegera mungkin pulang ke rumah. Si bayi di tinggal tertidur lelap di ayunan dan dipercayakan dibawah penjagaan anjing mereka. Menjelang malam setiba di dekat rumah, si anjing berlari menyongsong kedatangan majikannya dengan menyalak keras berulang-ulang, melompat-lompat dan berputar-putar, tidak seperti biasanya. Suami istri itu pun heran dan merasa tidak tenang menyaksikan ulah si anjin...

Ponsel Doja Safir

Gambar
Cerpen hamdan Kumandang azan terbang secepat cahaya memasuki ruang-ruang di seluruh tempat dalam lingkar radius kelurahan Padang Panjang. Kumandang itu selalu berbunyi tepat pada waktunya, tak kurang dan tak lebih sedetik pun. Safir cukup piawai dalam mengatasi tugasnya sebagai penjaga masjid. Ia mampu mengakali agar jam weker yang biasa dipakai untuk memasang alaram waktu, dapat secara otomatis tersambung ke MP3 Player yang memainkan tadarrus alquran. Untuk ukuran kampungnya yang membatasi perkotaan dan pedesaan, hal yang ia lakukan itu sangat luar biasa, apalagi terkait dengan penguasaan teknologi. Warga lain umumnya hanya pemilik produk teknologi, mereka membelinya setelah mengumpul-ngumpul hasil kerja keras sepanjang dan setiap hari. Safir lebih dari itu, dapat mengutak-atik sejumlah produk elektronik, bahkan dapat memodifikasinya sehingga memilki fungsi baru sesuai kebutuhan yang diinginkan. Sebelumnya urusan membunyikan tadarrus...

zairun

Gambar
cerpen hamdan   “Haaa …. aa ….. aaakhh ….!” “Krrk! Krrk!” Ia memaksakan tubuhnya bangun. Tapi ia masih malas-malas. Sisa kantuk masih tampak pada kuapan dan mata yang redup seolah enggan terbuka. Duduk bersandar di tepi ranjang, menimbang-nimbang ajakan kantuknya untuk baring kembali. Namun cahaya yang menembus ke dalam kamar lebih membuat ia melangkah untuk membuang air kencing yang terbendung dan mencuci wajah secukupnya. Ia baru sadar, saat itu sore baru beranjak. Sore pertama untuk kedatangannya di tempat itu. “Kek, aku mau jalan sore. Boleh kan kakek sendirian di rumah sebentar?” “Sebaiknya tidak sampai keringatan”, kata kakeknya memberi peringatan. “Karena di sini kita hanya bisa mencuci pakaian setelah lima hari pakai. Dokter pun jika tinggal di sini, harus bisa mandi sekali dalam dua hari satu malam.” “Dua hari semalam, atau dua malam sehari?” “Yaah, sama saja. 36 jam. Tiga kali dua belas jam. Bergantian to? Setelah dua hari satu malam, berarti dua malam ...

lagu gemericik

Gambar
cerpen hamdan Gelap! Belum ada yang tahu sedang di mana. Mereka hanya merasakan diri bergerak, entah terdorong atau tertarik oleh sesuatu. Bergerak maju mengikis dan bahkan menabrak sepanjang dinding lorong-lorong dari trowongan yang serasa tak berujung, panjaaang. Ke kiri langsung ke bawah, ke kanan atas, berkelok-kelok menembus lorong longitudinal vertical, horizontal yang tak beraturan. Cepat. Sangat cepat. Dan dalam sekejab terang telah menyinari. Mereka tetap bergerak menyapu lumut-lumut, menabrak bebatuan, mencari tempat rendah, sambil bersiul dan bernyanyi. Mereka tak pernah menyusun komposisi musik, tapi lagu akrab gemericiknya tetap saja indah. Demikianlah air-air itu. Ketika mengisi tempat yang dalam, suara mereka terhenti. Tenang. Walau rombongan dari belakang tiada terputus bernyanyi gemericik. Di atas genangan, beberapa daun kering berenang laju terbawa angin, bagai perahu nelayan dalam petakan danau. Mereka saling bergantian mengisi tempat itu, berbaur, berpisah, ke...

kekasihku

Gambar
puisi hamdan setahun aku mulai belajar menanammu ke sukmaku tetapi ia tak mampu kecambah karena sukmaku kau rayu biarlah cintaku padamu tumbuh tidak sebab apa apa tidak sebab cintamu padaku y ang selalu kau bisikkan kini di sukmaku juga kutanam taawwuz dan basmalah agar ia dapat tumbuh memberi kembang tahmid dan rumpun buah tasyahud makassar, 12 nopember 2000

kamar untukmu

Gambar
kedip kecil kemuning (hamdan) setiap kali datang engkau hanya duduk di serembi bercerita seadanya tentang warna lalu pergi lagi secepat waktu alisa kekasihku … bahkan engkau belum mengerti aku sejak lama menutup pintu dan jendela tetapi selalu membukanya untukmu engkau jangan keliru sayang … kunci ini memang untuk menutup tapi juga untuk membukanya keksaihku alisa … serambi itu kusiapkan bagi tetamu dalam rumah kubuat kamar untukmu sejak lama ruang itu dihuni rindu di rumah hatiku … engkau tak pernah menjadi tamu makassar, 03 maret 2011